Selasa, 14 Juni 2016

*Kehidupan sosial di daerah terpencil 
*Pendidikan sekolah anak" di daerah tersebut
*fasilitas umum di daerah terpencil tersebut
*Perbandingan pendidikan di daerah terpencil dengan kota besar
*solusi untuk mengejar ketertinggalan.



Kondisi Pendidikan di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia terjadi ketimpangan yang sangat nyata. Di Malaysia, sekolah-sekolah dibangun dengan baik, terkadang dilengkapi asrama siswa. Guru-guru yang dikirim bertugas mengajar disitu adalah guru muda yang cakap mengajar dan diberi gaji yang layak dan pantas,sementara di daerah kita sendiri tidak ditemukan kondisi sperti itu, bahkan yang ada sangat memprihatinkan. Bukti empirik seperti yang ditemukan di Desa Suluh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Kondisi belajar-mengajar disana sangat memprihatinkan satu guru harus mengajar 111 siswa SD. Ditemukan juga seorang Kepala Sekolah merangkap sebagai guru mengajar siswa dari kelas I s/d kelas VI. Sungguh memprihatinkan. Jangankan meningkatkan mutu pendidikan, jumlah tenaga pengajar saja tidak tercukupi. Inilah kondisi nyata pendidikan di daerah perbatasan dan daerah terpencil dan pedalaman.   


Di salah satu daerah perbatasan Kalimkantan Barat pengajar Sekolah Dasar adalah para Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sedang bertugas di daerah perbatasan, sedangkan pengajar yang benar-benar latar belakangnya seorang guru atau pengajar tidak ada satu pun. Jika Kita bayangkan keadaan seperti ini sangat sedih, mendengar kata “anak-anak di daerah perbatasan kurangnya mendapatkan pendidikan di usia layaknya seorang anak Sekolah”. Bagaimana pemerintahan di Indonesia, masalah pendidikan saja tidak dapat diselesaikan, sedangkan masalah yang tidak penting dan dapat mengahabiskan uang Negara selalu di nomor satu kan. Jika keadaannya seperti ini terus, kapan Indonesia akan maju. Indonesia maju dalam hal yang buruk, korupsi dan korupsi di utamakan.



Seperti lagi contohnya di Kalimantan yang langsung berbatasan dengan Serawak-Malaysia. Pendidikan di sana sangatlah tak layak sehingga kebanyakan warga memilih sekolah di negeri Serawak ketimbang sekolah di tanah air tercinta ini, alasannya sangat relevan. Sekolah di Malaysia tidak  di pungut biaya sampai tamat, sedangkan sekolah di Indonesia yang iklannya gratis itu hanya usapan mata belaka. Kemudian sekolah Malaysia dilengkapi fasilitas penunjang pendidikan yang sangat baik dan gedungnya pun jauh lebih bagus dari gedung yang kita miliki dan tenaga pengajar yang dimiliki oleh Malaysia pun jauh lebih baik dari pada yang kita punya. Seharusnya pemerintah kita malu dengan keadaan ini. Nampaknya pemerintah kita belum serius dalam menghadapi hal ini. Padahal anak bangsa kita yang bersekolah di negeri jiran tersebut setiap hari Senin upacara mereka harus menghormat bendera Malaysia. Itulah martabat yang harus mereka korbankan demi mendapatkan pendidikan yang layak.

Daerah perbatasan adalah teras dari negara kita teras yang langsung bisa dinilai langsung oleh negara tetangga. Seharusnya ini jadi intropeksi pemerintah karena pada dasarnya semua hak sama yang di miliki oleh setiap masyarakat. Gimana pemerintah mau memajukan sumber daya manusia kalau sistem pendidikan yang tidak merata ini terus dibiarkan saja. Rakyat perbatasan menantikan pendidikan yang terjamin, layak, karena mereka adalah saudara-saudara kita yang berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik. Mereka penerus bangsa juga.

Pendidikan merupakan salah satu modal yang sangat penting untuk menjalani kehidupan bermasyarakat, dengan adanya pendidikan Kita bisa mengetahui berbagai macam informasi. Kita bisa mendapatkan pendidikan moral, kedisiplinan, agama, sosial dan masih banyak lagi yang bisa Kita dapatkan. Namun  dewasa ini pendidikan bukan lagi dianggap sebagai hal yang penting, di Indonesia banyak sekali kasus-kasus yang mengotori dunia pendidikan, contohnya yaitu :
1.       Buku pelajaran yang mengandung hal-hal kotor, cerita dan gambar yang tidak layak untuk dibaca oleh  anak-anak Sekolah Dasar.
2.       Banyak kecurangan saat penerimaan Siswa-Siswi baru.
3.       Kurangnya fasilitas pengajar dan pendukung lainnya.

Contoh yang terakhir diatas itu banyak sekali terjadi, khususnya pada daerah perbatasan di wilayah Indonesia. Mengapa daerah-daerah terpencil sering kali  tidak menjadi perhatian pemerintah, sedangkan kota-kota besar selalu tercukupi fasilitasnya, ini adalah hal yang tidak sebanding. Ini adalah keadaan yang memprihatinkan , bagaimana tidak ? Di pulau Jawa sudah banyak sekali menyebar berbagai sekolah dengan fasilitas baik yang standar maupun yang Internasional . Namun jika kita melihat di Pulau luar jawa , di Pulau yang masih terpencil seperti Pulau kalimantan, Papua , dan bahkan kepulauan kecil di Indonesia yang mungkin keadaannya belum begitu diperhatikan oleh pemerintah . Dan lebih miris lagi adalah keadaan pendidikan di daerah perbatasan Indonesia . Saya pernah mendengar kabar di berbagai media bahwa anak-anak Indonesia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju sekolah mereka. Sekolah mereka bukan milik pemerintah Indonesia melainkan milik pemerintah Malaysia. Jadi yang seharusnya mereka setiap hari senin upacara mengibarkan bendera merah putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya, namun mereka harus pasrah untuk hormat terhadap bendera Malaysia dan Mengumandangkan lagu Kebangsaan Malaysia . Selain itu juga ada keadaan yang lebih miris, dimana di daerah perbatasan itu kekurangan tenaga pengajar dan gedung sekolah, jadi TNI (Tentara Negara Indonesia) lah yang menjaga daerah perbatasan menjadi guru pengajar, dan tempat jaga mereka juga dijadikan sebagai kelas , sedangkan pengajar yang benar-benar latar belakangnya seorang guru atau pengajar tidak ada satu pun Jika Kita bayangkan keadaan seperti ini sangat sedih, mendengar kata “anak-anak di daerah perbatasan kurangnya mendapatkan pendidikan di usia layaknya seorang anak Sekolah”. Dan anehnya lagi saat mulai pendaftaran siswa baru, bukan siswa-siswa dan orang tuanya yang menuju ke sekolah untuk mendaftarkan anak-anaknya, melainkan guru-guru yang mendatangi rumah-rumah siswa dan mengajaknya untuk bersekolah . Bagaimana pemerintahan di Indonesia, masalah pendidikan saja tidak dapat diselesaikan, sedangkan masalah yang tidak penting dan dapat menghabiskan uang Negara selalu di nomor satu kan. Jika keadaannya seperti ini terus, kapan Indonesia akan maju. Indonesia maju dalam hal yang buruk sperti, korupsi, tauran antar kampung, dan sebagainya.

Perbandingan dengan pendidikan di kota besar seperti jakarta khususnya, 

guru" di kota besar di indonesia khususnya jakarta sudah mendapat perhatian penuh oleh pemerintah oleh karena itu guru di kota besar bisa lebih mendapat kesejahteraan di banding di daerah terpencil indonesia  karenanya  pemrintah mungkin sudah tidak terlalu memperdulikan untuk kehidupan guru di daerah terpencil seperti di serawak perbatasan  malaysia-indonesia  khususnya dari segi sosial maupun  ekonomi nya .

    Solusi Permasalahan Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan –seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar